Senin, 29 Maret 2010

Lamongan”Kamis (18/02/2010), pukul 09.45, Instalasi Gawat Darurat RSML menerima telepon dari Kantor Gedung Dakwah PD Muhammadiyah Lamongan, melaporkan bahwa ada korban keracunan makanan yang perlu dilarikan ke RSML. Para korban adalah peserta pertemuan PCM se Kab Lamongan yang diadakan di gedung tersebut. Dengan siaga, petugas IGD segera berkoordinasi dengan petugas ambulance untuk menjemput para korban. Setidaknya sekitar 30 orang korban keracunan masaal dibawa ke RSML. Kontan saja, kondisi ini mematik kepanikan dari para petugas. Kepala IGD melapor kejadian tersebut kepada incident commander (komandan kejadian) untuk menetapkan status RS dalam keadaan SIAGA Bencana.
 Kemudian, Setiba di IGD, korban segera dilakukan triage, yang kode kuning dan hijau dilarikan ke Instalasi Rawat Jalan dan yang berkode biru dan merah, dirawat di IGD. Selanjutnya para korban diterapi, yang memerlukan perawatan rawat inap segera dimasukkan ke bangsal rawat inap. Masalah lain timbul, ternyata kapasitas normal tempat tidur RSML sudah dalam kondisi terisi penuh.  Dengan sigap Incident Commander memerintahkan kepada petugas untuk menyiapkan ruangan cadangan (surge capacity), akhirnya para korban dirawat ke ruang auditorium lantai 3.
Suasana di RSML sangat crowded, teriakan para korban yang kesakitan, keluarga korban yang turut panik, pengunjung lain yang ingin melihat suasana serta puluhan wartawan dari berbagai mediapun tidak ingin ketinggalan meliput kejadian tersebut. Kesemuanya itu, menambah ketegangan para petugas yang terlibat.
Semua korban tersebut, akhirnya bisa tertangani dengan kesigapan oleh semua petugas RSML. Tidak hanya petugas IGD, dokter dan paramedis, tapi juga dibantu oleh petugas administrasi, keamanan, petugas kebersihan hingga petugas parkir. Sehingga sekitar pukul 12.30 WIB, situasi yang mencekam dan Siaga tersebut bisa kembali normal.”
Read More
Semua kejadian diatas, bukanlah kejadian sebenarnya. Kegiatan tersebut adalah tangkain acara drill (simulasi) kesiapan RSML menghadapi suasana bencana. Dalam rilis yang disampaikan oleh Humas RS Muhammadiyah Lamongan pada (21/02/2010). Karena keberadaan RSML adalah di lingkungan yang multi hazards, maka pilihan kasus pun beragam. ”Kegiatan driil ini memang sangat dirahasiakan, hanya segelintir orang yang tahu, karena itu kami mohon maaf kepada pasien dan keluarganya atas kekurangnyamanan ini”, demikian penjelasan dr Umi Aliyah selaku Incident Commander. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian program Penyiapan dan Kesiagaan Rumah Sakit dan Komunitas dalam Menghadapi Bencana (Hospital and Community Preparedness for Disaster management- HCPDM) yang merupakan program kemitraan antara PP Muhammadiyah dan pemerintah Australia melalui AusAID.
 Uji Komponen Bencana
Menurut dr Faisol Ama, direktur RSML, maksud driil kali ini menguji komponen - komponen yang berkaitan dengan kesiapsiagaan RS dalam menghadapi kejadian bencana. Panduannya adalah prosedur yang telah disusun sebagai pedoman penangulangan bencana/Disaster plan RSML dengan tujuan menguji komponen-komponen yang disepakati. Prosedur-prosedur tersebut antara lain, prosedur komando bencana, prosedur pemeriksaan/triage IGD, prosedur layanan ambulance, prosedur perkiraan jumlah korban dan jenis luka dan prosedur mobilisasi/penambahan tenaga/petugas internal dan penyediaan sarana surge capacity. Selain prosedur diatas, prosedur lain yang diuji adalah prosedur kesiapan sarana, seperti logistik/kelengkapannya, obat dan alat kesehatan, prosedur evakuasi dan prosedur rujukan ke RS lain.
Acara ini dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah, DR.Sudibyo Markus, dan juga dihadiri oleh Ketua MKKM PP Muhammadiyah; Dr.Natsir Nugroho, SPOG. Selaku evaluator dalam kegiatan ini adalah dr Slamet Sudi (manajer program HCPDM), dr Adib Yahya (Yayasan AGD 118), KaDINKES Lamongan dan MKKM PDM Lamongan. Selain itu hadir pula beberapa tamu undangan lainnya yaitu perwakilan dari RS Muhammadiyah daerah lain –RSI Jakarta Pondok Kopi dan RS PKU Bantul-.
Pada akhir acara, dilakukan exit conference oleh para evaluator, mereka menilai pelaksanaan dril bencana di RSML berjalan sangat baik. ”Bila di beri nilai, nilanya mencapai 99,5%, bahkan untuk para sukarelawan yang berakting sebagai korban mencapai 100%”, kata dr Adib Yahya. Walaupun demikian, cukup banyak catatan yang harus diperhatikan dan perbaikan dalam rangka kesiapsiagaan bencana. (humas RSML).

0 komentar :

Posting Komentar